Ads by google

Pak Opon Sahabatku Gus Dur Kw 2

Monday, September 1, 2014


Pak Opon Sahabatku Gus Dur Kw 2. Persahabatanku dengan Pak Opon dimulai ketika sama-sama masih menjadi Kepala Dusun. Saya Kepala Dusun Sidamulya, Pak Opon Kepala Dusun Cikuda, Dusun yang saling bertetangga. Umur Pak Opon sebaya dengan kakakku, Komar Endrasmara.

Poto Pa Opon
Pak Opon Sedang Baca Buku Kumpulan Carpon Neuteup Bulan
Mirip Gus Dur, kan?



Pak Opon mengundurkan diri dari Kepala Dusun Cikuda karena masalah yang menurutku bukan tanggung jawabnya, namun ia berkorban demi kekondusifan Dusun Cikuda dan umumnya Desa Bojonggedang. Menurutku Pak Opon kena fitnah. Ia mundur secara legowo. Diam-diam aku menangis ketika ia menyatakan pengunduran dirinya di sebuah rapat di balai dusun Cikuda. Penjelasan apapun yang ia berikan terkait masalah yang ditanyakan oleh masyarakat, tak sedikitpun diterima karena menurut saya masyarakat sudah berburuk sangka terlebih dahulu pada Pak Opon. Jadi, memang lebih baik mengundurkan diri, biarlah waktu yang akan menjelaskannya.

Kenapa persahabatan saya dengan Pak Opon semakin dekat. Aku ingat sebuah hadits Nabi Muhammad Saw yang bunyinya: "Temanilah pemimpin yang ditinggalkan oleh rakyatnya." Itulah dasarnya. Saya melandaskan pada sebuah hadits, selain tentu saja kami sudah bersahabat sejak lama. Pak Opon itu humoris, suka ngomong padu coplok kata orang Sunda, tapi bikin ketawa.

Persahabatan kami dalam berbagai hal misalnya ketika mencari bibit karet di perkebunan karet Lemah Neundeut. Hampir tiap hari kami berlomba mengumpulkan bibit karet yang bisa kami cabut dan dibawa pulang. Kalau kebetulan mendapatkan yang bagus, dengan humoris ia akan berkata: "deuh, matak pibeunghareun yeuh karet kieu mah." Saya menanggapinya dengan tertawa.

Suka duka persahabatan dengan Pak Opon terus dijalani. Ada cerita dukanya ketika Pa Opon nyaris lumpuh karena abses di leher. Berbagai pengobatan dilakukan sehingga ia berkelakar bahwa perutnya seperti Kota Mas (Nama sebuah Toko Obat di Banjar Patroman) karena berbagai obat sudah ia makan tak terhitung jumlah dan jenisnya. Ia pernah dirawat RS Islam dan RS Sumargono, Purwokerto, Jateng. Alhamdulillah ia sudah pulih kembali.

Pak Opon adalah orang yang paling tahu siapa saya, karena tak ada rahasia di antara kita. Ia tempat meminta tolong, termasuk ketika minjem uang. Pokoknya saling bantu. Ketika saya jadi Kepala Desa, ia juga yang paling banyak mengingatkan, memberi masukan. Masyarakat tahu kami bersahabat, jadi bila ada aspirasi, keluhan atau apa saja, pasti ngomongnya sama Pak Opon.

Ketika pikiran mumet, pelarianku ya ke rumah Pak Opon. Rumahnya memang sepi, jauh dari yang lain, jadi sangat cocok untuk menenangkan dan refresh pikiran. Suasana kekeluargaannya membuat tenang dan terhibur. Bagi saya Pak Opon dan keluarganya the best lah. Tak ada duanya. Ia yang paling mengerti. Ia yang paling menolong. Termasuk baru-baru ini ketika saya terserang sesak napas dan seorang diri hendak ke Puskesmas tapi hampir tak kuat di jalan, Pak Oponlah yang datang menjemputku.

Semoga persahabatan ini membawa barokah bagi kami berdua. Amien.




Share this article on :

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright 2011 Catatan Kecil Ena Rusyana All Rights Reserved.
Free Templates by Cool Blogger Tutorials- Powered by Blogger.com.