Ads by google

Jangan Menjilat Ludah Sendiri

Tuesday, September 2, 2014


Menjilat Ludah Sendiri. Sebuah ungkapan bahasa Indonesia yang berarti melakukan hal yang sudah dibantah atau ditolak oleh perkataannya sendiri. Nah, anda tahu sedikit arah tulisan ini ketika hot news sekarang adalah kenaikan harga BBM. Jokowi dan PDIP mendesak agar Presiden SBY menaikan harga BBM sekarang sebelum kekuasaan beralih ke Jokowi. Sementara SBY bergeming tak mau menaikan harga BBM.

Buku Putih PDIP Menolak Harga BBM
PDIP harus ingat dengan buku ini. Jangan sampaimenjilat ludah sendiri.
Rakyat tidak akan lupa dengan buku itu.
Mantapssssss!!!!.

Jokowi dan PDIP mendesak. SBY bertahan. Ribut adu argumen berasal dari tingkah polah PDIP ketika dulu SBY menaikan harga BBM, bukankah PDIP paling nyaring menyuarakan penolakan. Baik di DPR ataupun di jalanan. Bahkan sempat mengeluarkan buku putih yang isinya tanpa menaikan harga BBM, APBN bisa diselamatkan dengan melakukan penghematan dan menutup berbagai kebocoran. Tapi sekarang, kok malah PDIP yang mendorong dan mendesak harga BBM dinaikan. Piye iki? Dulu telo sekarang segon. Apa sudah pikun?

Alasan PDIP sekarang, situasinya berbeda. Tapi orang tentu saja masih punya sedikit pikiran (tak usah banyak-banyak memakai pikiran, hehe) untuk memahami hal itu. PDIP dan Jokowi tak mau ketika berkuasa popularitasnya langsung terjun bebas gara-gara menaikan harga BBM. Karena memang hal itu tidak bisa dihindari.

Desakan Jokowi dan PDIP itu sangat terang benderang:

  1. Situasi sekarang untuk menyelamatkan APBN memang cara yang paling mudah adalah menaikan harga BBM. Dan semua tahu menaikan harga BBM bukan keputusan populer. 
  2. Desakan PDIP dan Jokowi untuk menaikan harga BBM sekarang menunjukan bahwa mereka tidak mempunyai alternatif lain, konsep lain, selain menaikan harga BBM. Buku putih yang beberapa tahun dikeluarkan itu hanyalah konsep jangka panjang yang tidak akan efektif diterapkan di situasi yang sudah darurat seperti sekarang ini.
  3. Ketika dulu SBY menaikan harga BBM dan PDIP menolaknya, itu hanya tabuhan tong kosong yang mencoba memainkan penderitaan rakyat supaya mendapat simpati rakyat. Kalau benar mereka punya konsep tanpa menaikan harga BBM kondisi APBN bisa bagus, ya terapkan saja sekarang jangan mendesak SBY untuk menaikanharga BBM. Itu lebih elegan.
  4. Sekarang masa PDIP menuduh SBY antek Neo-Liberalisme karena menolak menaikan harga BBM. Lha,ini pendapat kebelinger. Neo-Liberal itu sangat anti subsidi. Sementara BBM kita masih disubsidi dan SBY menolak menaikannya.
Kata orang bijak, Jangan Menjilat Ludahmu Sendiri. Dulu menolak, sekarang juga harus menolak. Jangan menolak karena dulu tidak berkuasa, ketika berkuasa kelakuannya sama saja. Jadi apa masih punya muka pada rakyat Indonesia ini?

Saya tunggu PDIP dan Jokowi konsisten. Kalau sampai menaikan harga BBM, itu menjilat ludah sendiri. Kualat!!!

Share this article on :

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright 2011 Catatan Kecil Ena Rusyana All Rights Reserved.
Free Templates by Cool Blogger Tutorials- Powered by Blogger.com.