Ads by google

Orang Aceh Sumbang Pesawat, Kini Pesawat Kepresidenan Mau Dijual

Tuesday, September 2, 2014


Orang Aceh Sumbang Pesawat, Kini Pesawat Kepresidenan Mau Dijual. Ingatlah sejarah ini Tuan Presiden: Juni 1948 Presiden Sukarnoe berkunjung ke Aceh untuk menggelorakan semangat patriotik membela tanah air melawan Belanda yang mau menjajah RI kembali. Di Hotel Atjeh Kutaradja Bung Karno mencetuskan ide pembelian pesawat udara yang sangat dibutuhkan untuk menembus blokade laut yang dilakukan oleh Belanda. "Saya tidak makan malam ini, kalau dana untuk kebutuhan itu belum terkumpul, "katanya saat itu.

RI Seulawah
RI Seulawah Dibeli orang Aceh dan Disumbangkan pada negara

TUAN PRESIDEN, SAYA RAKYAT KECIL PERLU MENGINGATKAN SEJARAH ITU KEMBALI.
pesawat kepresidenan
Baru dibeli oleh negara, masa mau dijual lagi.
Diketawain orang Aceh, tuh!!!!!

Serta merta, berdirilah seorang saudagar muda berusia 30 tahun bernama M. Djuned Joesoef (Ketua gabungan saudagar Aceh-GASIDA) yang menyatakan kesediaannya memberikan donasi. Setelah itu, disusul oleh sejumlah saudagar yang lain, termasuk mereka yang hadir dalam pertemuan itu. Donasi yang terkumpul guna membeli pesawat udara untuk menjawab tantangan Bung Karno waktu itu sebanyak 120.000 dolar Singapura ditambah 20 Kg emas. Dana sebesar itu cukup untuk membeli dua unit pesawat Dakota. Kemudian, hasil donasi itu diserahkan langsung oleh Residen Aceh T.M.Daudsyah kepada Bung Karno.
Pesawat itu merupakan dua mesin terbang yang dimiliki Indonesia ketika menghadapi agresi milter Belanda tahun 1948. Kedua pesawat itu diberi nama Seulawah RI-001 dan 002. Tugas Seulawah RI-001 adalah membawa senjata, mesiu dan obat-obatan melintasi garis musuh. Sedangkan Seulawah RI-002 dikaryakan di Pangkalan Rangoon, dan keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membeli dua pesawat baru RI-007 dan RI-009.

Apa jasa yang telah diberikan pesawat ini kepada proses berdirinya Republik Indonesia? Menurut AK Jakobi (1992) dalam buku Aceh Daerah Modal, pesawat Seulawah RI-001 menjadi kekuatan pertama armada TNI-AU yang telah berjasa besar menerobos blokade Belanda. Kemudian, menjadi jembatan yang menghubungkan antara pemerintah pusat di Yogyakarta dengan PDRI di Suliki (Bukit Tinggi) dan Kutaraja (Banda Aceh). Akhirnya, pesawat itu menjadi cikal bakal pesawat Garuda yang dikomersilkan.

Menyimak kisah tersebut, kini kita bertanya: siapakah sesungguhnya yang menjadi pahlawannya? Saudagar yang tergabung dalam GASIDA atau rakyat Aceh? Menyumbang untuk perjuangan melawan penjajah Belanda bukan hal baru bagi rakyat Aceh. Ketika untuk pertama kalinya Belanda menjejakkan kaki di bumi Aceh, 8 April 1873, peti harta rakyat Aceh telah terkuras untuk donasi perjuangan perang sabil melawan Belanda. Meski hartanya telah terkuras, mereka tidak pernah berharap menjadi pahlawan, tetapi tekadnya hanya untuk membantu para pejuang dengan tulus ikhlas.


Kini Tuan belum resmi dilantik tapi sudah membuat ide untuk menjual pesawat kepresidenan hanya untuk menutup defisit APBN gara-gara subsidi BBM yang melonjak. Menaikan harga BBM tentu membanting popularitas Tuan ketika baru saja menginjakan istana. 

Pertanyaan saya, apakah Tuan Presiden tidak malu dengan rakyat Aceh? Mereka di kala sulit malah menyumbang pesawat buat negara. Sekarang ini Tuan malah kebalikan mau menjual pesawat kepresidenan itu. Kalau hanya risau dengan subsidi BBM dan tak mau menaikan harga BBM, tanya Puan Maharani, mana buku putih yang menolak kenaikan harga BBM tahun 2012. Tanyakan buku putih itu dan terapkan sekarang. Bukankah mereka waktu itu sangat yakin apa yang ditulis dalam buku itu bisa menjadi solusi tanpa menaikan harga BBM? Coba tanyakan buku itu pada mereka.

Jangan-jangan buku putih itu hanya tong kosong untuk mengail simpati rakyat kecil. Saya yakin Tuan Presiden beda, mohon dipertimbangkan menjual pesawat kepresiden itu. Memang ada pemimpin negara lain yang melakukan hal itu, tapi ternyata bukan solusi yang mujarab. Hanya setitik saja. Ingat Tuan Presiden, RAKYAT ACEH MEMBELI PESAWAT DAN DISUMBANGKAN PADA NEGARA, MASA IYA DI MASA PEMERINTAHAN TUAN PRESIDEN TERCATAT SEJARAH MENJUAL PESAWAT KEPRESIDENAN. APA ENGGAK MALU DENGAN ORANG ACEH DAHULU?

BUKU PUTIH, TUAN PRESIDEN, TANYAKAN PADA PUAN MAHARANI, DKK.
KAMI TUNGGU!!!!


Share this article on :

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright 2011 Catatan Kecil Ena Rusyana All Rights Reserved.
Free Templates by Cool Blogger Tutorials- Powered by Blogger.com.